Analisis Novel Bumi Manusia Bab 1-2
"Aneh" Kata pertama yang keluar untuk mendeskripsikan 2 bab awal dari Novel Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer. Salah satu sastrawan terbaik dengan seri tetralogi hebat yang ada di Indonesia.
Novel ini menceritakan tentang Minke, sejauh itu yang saya tahu dari 2 bab ini. Namun dari Bab pertama dan kedua kita bisa prediksi bagaimana akhir dari novel ini. Di bab 2 kita bisa melihat hubungan antara Annelies dan Minke yang dibangun dengan cara yang cukup aneh.
Bayangkan anda baru kenal dengan seseorang, baru melihat, kemudian langsung akrab, disetujui oleh ibunya, kemudian orang tersebut langsung mencium pipi anda pada momen yang tepat. Parahnya orang tuanya justru menyetujui hal tersebut dan meminta orang yang mencium anda tadi mengulanginya di depannya.
Itulah garis besar kisah cinta romantis antara Minke dan Annelies di Bab 2 Bumi Manusia. Bagaimana menurut anda? Saya sendiri, juga beberapa kawan saya, berpendapat bahwa kisah tersebut terkesan agak memaksa dan kurang realistis.
Kemudian di bab 1 kita melihat bahwa si tokoh utama ingin menceritakan ulang masa lalunya yang sudah 13 tahun dari alur utamanya. Dapat disimpulkan jika novel Bumi Manusia adalah cerita flashback dari alur utamanya di seri tetralogi Pulau Buru karangan Pramoedya Ananta Toer.
Sebelum kisah cinta Minke dan Annelies muncul, Mas Pram terlebih dahulu menampilkan sosok Minke yang merupakan seorang Jawa idealis modernis. Orang-orang Jawa atau kerap dipanggil "Pribumi" pada masa itu tidak mengenyam pendidikan kecuali yang merupakan elite pribumi atau yang memiliki forum privigeliatum. Minke bersekolah di HBS Surabaya, HBS disini saat ini bisa disetarakan dengan Sekolah menengah.
Sudut pandang yang digunakan membuat kita bisa lebih mengetahui bagaimana sosok Minke yang sebenarnya. Pola pikir Minke yang begitu terpesona dengan pemikiran barat dan kata "Modern" menunjukkan bahwa arah dari pengembagan karakter Minke akan mengarah sebagai tokoh revolusioner. Kemudian pada awal cerita, diketahui Minke adalah seorang philogynik, dibuktikan dengan Minke yang ketahuan menyimpan foto Ratu Wilhelmina di kasurnya.
Minke diketahui perlahan mulai meninggalkan identitas Jawa-nya dan mulai beranjak ke pemikiran barat, sesuai dengan apa yang diajarkan di HBS. Konflik mulai terlihat saat Minke secara terpaksa diajak oleh Robert Suurhof, teman sekolahnya, pergi ke Wonokromo, untuk tujuan yang masih belum diketahui. Di Wonokromo-lah Minke bertemu dengan keluarga Mellema dan Nyai yang ke depannya akan menjadi tokoh utama di samping Minke.
Mengapa stratifikasi sosial sangat ditekankan di Novel ini?
Bisa kita lihat pada ada perbedaan perlakuan yang kontras pada saat Minke bertemu dengan Robert Suurhof, Minke bertemu dengan Annelies dan Nyai, dan saat Minke bertemu dengan Herman Mellema. Masing-masing dari perbedaan perlakuan tersebut melibatkan unsur perbedaan kelas antara pribumi, indo, dan Belanda totok. Dari sini bisa disimpulkan ada kondisi sosial khusus yang digunakan dalam Novel Bumi Manusia.
Diketahui novel ini berlatar pada awal 1900-an dimana Belanda masih menjajah Indonesia. Pada masa ini pula diberlakukan stratifikasi sosial yang membagi rakyat di Hindia Belanda menjadi 3 kasta. Kasta tertinggi adalah orang Eropa, kemudian kasta kedua adalah orang Asia Timur dan orang Indo (keturunan campuran Indonesia dan Belanda) serta yang terendah adalah bumiputera atau yang sering disebut dengan pribumi.
Pembagian ini bertujuan untuk menentukan hak-hak istimewa berdasarkan dan menentukan bobot ekonomi dan politik berdasarkan ras dan identitas. Terdapat pembedaan hak dan kewajiban yuridis dan politis yang berbeda di tiap kelasnya. Dilihat dari urutan kastanya bisa kita simpulkan kasta mana yang paling banyak dan yang paling sedikit haknya.
Di sini, Minke, Robert Suurhof, dan Nyai merupakan seorang pribumi. Annelies dan Robert Mellema merupakan Indo, dan Herman Mellema adalah Eropa totok. Perbedaan perlakuan antartokoh tersebut didasari oleh masa lalu masing-masing tokoh yang nantinya akan kita ketahui di bab-bab selanjutnya.
Mas Pram yang mengangkat tema kolonialisme sengaja memasukkan unsur stratifikasi sosial karena memang itulah fakta sejarah yang terjadi pada era 1900-an. Mas Pram meletakkan problem ini sebagai dasar untuk mengembangkan cerita. Cerita ini sendiri memiliki aliran Realisme-sosialis yang identik dengan tema perjuangan dan perlawanan. Dengan begitu menghadirkan masalah ini akan menambah nilai sejarah sekaligus menjadi dasar yang logis untuk pengembangan cerita ke depannya.
Mengapa kisah Annelies dan Minke dibangun dengan cara seperti itu?
Untuk mengetahuinya kita perlu melihat karakteristik dari masing-masing tokoh. Pertama-tama dari Minke, kita ketahui Minke merupakan siswa HBS yang mana setara dengan SMP dan SMA. Minke masih muda sehingga emosinya masih belum terkontrol dan tentunya masih dalam masa pubertas yang identik dengan kisah romantis masa muda. Ditambah lagi, tidak mendapatkan pendidikan dari orang tua yang cukup. Sumber pendidikannya hanya berasal dari HBS sehingga standar moralnya juga mengikuti standar orang-orang HBS yakni orang-orang Eropa. Dari awal juga telah diketahui jika Minke merupakan seorang philogynik. Sehingga saat bertemu dengan Annelies ia langsung bersikap agresif.
Sementara itu, di bab-bab selanjutnya kita akan mengetahui latar belakang Annelies yang berbanding terbalik dengan Minke. Annelies sejak kecil tidak memiliki teman dan orang yang bisa dipercayai selain ibunya sendiri. Sehingga pendidikan dan moral semuanya berkiblat kepada ibunya. Annelies pada awalnya hanya menganggap Minke sebagai teman baru, mengingat ia tidak pernah memiliki teman.
Pada akhirnya saat Minke mencium Annelies di pipinya, Annelies kebingungan karena Minke memperlakukannya lebih dari sekedar apa yang dilakukan teman ke teman. Oleh karenanya ia segera kabur menemui ibunya, alasannya, mudah saja, karena ia tidak tahu apa maksudnya dan tidak tahu harus apa.
Intinya dari kisah ini adalah sebuah kisah cinta remaja yang notabene masih agak kacau dan kurang professional dan kisah cinta yang melampaui stratifikasi sosial pada masa kolonialisme.
Kisah cinta Minke dan Annelies yang nantinya kandas juga merupakan bahan pengembangan sosok Minke yang akan terus menjadi tokoh utama di Seri Tetralogi Pulau Buru. Nantinya, pengalamannya terkait ia dan Annelies akan menjadi modal utama Minke dalam memahami wanita sekaligus memperjuangkan hak-hak mereka.
Mengapa Nyai justru bangga saat Minke yang mencium Annelies?
Sampai di sini dan di bab-bab selanjutnya, kita tidak akan pernah mengetahui bagaiamana jalan pikiran Nyai sehingga bisa berpikir demikian. Namun, fakta yang ada adalah 1. Minke adalah sosok Pribumi yang cerdas dan ulet, berbeda dengan yang pernah ditemui oleh Nyai, 2. Minke menyukai Annelies dan tidak segan mengatakannya di depan Nyai.
Refleksi
Di balik cerita yang agak membingungkan pasti selalu ada pesan yang ingin disampaikan. Untuk kisah antara Annelies dan Minke yang menjadi pembuka novel ini, yang berdasarkan kebanyakan orang - teman-teman saya - terkesan aneh, memiliki efek yang besar pada seri ini. Kita tahu Novel Bumi Manusia adalah satu dari 4 buku tebal yang berisi cerita panjang seorang tokoh Minke. Kita tidak tahu signifikansi apa yang akan diberikan oleh pembukaan ini pada keseluruhan tetralogi nantinya. Oleh karenanya, Jangan terlalu cepat menilai sesuatu sebelum kita mengetahui bagaimana gambaran keseluruhannya.
Comments